Tak habis udara yang kami hirup, mengisi relung paru-paru
untuk meneruskan hidup…
Tak bosan langkah kaki ini kami pijakkan, berpetualang di
tanah yang belum kami tapaki….
Tak ayal harus berkorban, menambah pundi-pundi perjuangan
dengan raga dan harta yang kami punya…
Hanya dengan itu kami mempersembahkan jiwa raga ini,
teruntuk sang Penguasa jagat alam ini, Allah yang Satu.
Melanjut dan menebarkan misi dakwah Islam yang telah
dilakukan sebelumnya, Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam Kab. Cianjur kembali
menjajaki daerah terpencil lainnya demi meneruskan langkah perjuangan program
“Desa Binaan” yang sudah mencapai 4 desa – yang sebelumnya di Bojong Pilar,
Cikaso, dan Sukanagara – kini kami berada di Ds. Ciraja, Kec. Cikalong..........................
Terletak di sisi sebelah utara berbatasan dengan kec.
Sukaresmi, disini kondisi geografis tidak jauh berbeda dengan desa sebelumnya. Ahad, 9 Desember 2012 menjadi saksi bisu, kami berhasil menapaki kaki ini disana. Jalanan yang masih berbatu dan kontor tanah merah yang mengisi hamparan jalan,
menambah ekstrimitas perjuagan langkah kami menuju TKP. Namun hal itu
berbanding terbalik dengan nuansa alam yang disuguhkan di jamaah Ciraja
tersebut. Hamparan sawah nan luas, tingginya bukit-bukit, asrinya alam nan
segar dihirup udaranya, nampaknya perjalananpun tak terasa melelahkan, terbayar
oleh kondisi disana.
Walaupun demikian, antusiasme jamaah terhadap kedatangan
kami (Hima Persis Cianjur) dalam rangka menjajaki desa binaan tersebut
sangatlah baik…
Sebagai tadzkiroh saja, kami melakukan program ini bukan dengan maksud ingin merebut daerah kekuasaan Persis sebagai founding father kami, tapi dengan keterbatasan tenaga, waktu, dan kesempatan mereka yang sudah beranjak tua, disandingkan dengan tantangan jalan yang begitu sulit ditempuh oleh mereka, maka dengan inisiatif kami, kamilah yang harus meneruskan itu.
Sebagai tadzkiroh saja, kami melakukan program ini bukan dengan maksud ingin merebut daerah kekuasaan Persis sebagai founding father kami, tapi dengan keterbatasan tenaga, waktu, dan kesempatan mereka yang sudah beranjak tua, disandingkan dengan tantangan jalan yang begitu sulit ditempuh oleh mereka, maka dengan inisiatif kami, kamilah yang harus meneruskan itu.
“Masa orang tua harus berjalan-jalan ditengah gunung?
Sedangkan yang muda (mahasiswa) hanya fokus menuntaskan karir akademisnya?”
Mudah-mudahan langkah kami ini diberkahi Allah swt sebagai
amalan Ikhlas, dan diberikan kemudahan melanjutkan misi jihad Islam yang sempat
terputus…
Galeri perjalan kami... :)
Hima Persis Cianjur
Alhamdulillah.
ReplyDelete