PIMPINAN JARINGAN MADINAH
HIMPUNAN MAHASISWA PERSATUAN ISLAM
KABUPATEN CIANJUR
PERIODE 2012-2013
Melihat kondisi masyarakat pada saat ini, berbagai problematika kehidupan terjadi sudah semakin kompleks, rumit dan heterogen. Dimana masyarakat sudah terjebak pada pragmatisme berfikir, degradasi moral, sekuralisme pemikiran dan berbagai kerancuan dan ketimpangan sosial lainnya. Diperparah dengan ketidakadilan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya juga dalam mengelola Sumber Daya Alam, apalagi dengan praktek-praktek hitam para pejabat negara dengan mengeruk kekayaan negara untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan perutnya semata dengan semakin mengguritanya dan membudayanya praktek KKN (korupsi kolusi nepotisme) semakin menambah parah masalah yang dihadapi bangsa ini.
Sumber Daya Manusia yang banyak ditopang dengan kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah seharusnya dapat menjadi modal besar untuk membuat negara menjadi maju dan masyarakat menjadi sejahtera. Tetapi kenyataannya, harapan tidak sesuai dengan fakta, ketidakmerataan dan ketidakadilan kesejahteraan terjadi, yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin semakin miskin dengan tren kemiskinan yang justru terus bertambah. Kekuasaan dan Jabatan sudah diperjualbelikan juga dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhan dan kepentingan pribadi dan golongannya.
Ummat Islam sebagai umatan wassathan yang ditempatkan oleh Allah dalam posisi yang paling mulia telah ikut juga terjebak pada situasi dan kondisi yang membuat umat Islam menjauh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Banyak, bahkan sudah menjadi tren bahwa ummat Islam telah mulai melupakan posisinya sebagai umat yang terbaik disisi Allah SWT. Hal ini dipengaruhi oleh sebuah gejala ketidakjelasan fokus wacana keagamaan, karena kurangnya bahkan hilangnya pemahaman umat terhadap nilai-nilai keagamaan yang jelas sumbernya yaitu Al-qur’an dan As-sunnah. Umat Islam terjebak kepada kejumudan berfikir, taqlid buta, fanatik golongan atau madzhab bahkan telah merebaknya faham wahn dalam diri umat Islam yang lebih mementingkan kehidupan duniawi daripada ukhrawi.
Sumber Daya Manusia yang banyak ditopang dengan kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah seharusnya dapat menjadi modal besar untuk membuat negara menjadi maju dan masyarakat menjadi sejahtera. Tetapi kenyataannya, harapan tidak sesuai dengan fakta, ketidakmerataan dan ketidakadilan kesejahteraan terjadi, yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin semakin miskin dengan tren kemiskinan yang justru terus bertambah. Kekuasaan dan Jabatan sudah diperjualbelikan juga dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhan dan kepentingan pribadi dan golongannya.
Ummat Islam sebagai umatan wassathan yang ditempatkan oleh Allah dalam posisi yang paling mulia telah ikut juga terjebak pada situasi dan kondisi yang membuat umat Islam menjauh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Banyak, bahkan sudah menjadi tren bahwa ummat Islam telah mulai melupakan posisinya sebagai umat yang terbaik disisi Allah SWT. Hal ini dipengaruhi oleh sebuah gejala ketidakjelasan fokus wacana keagamaan, karena kurangnya bahkan hilangnya pemahaman umat terhadap nilai-nilai keagamaan yang jelas sumbernya yaitu Al-qur’an dan As-sunnah. Umat Islam terjebak kepada kejumudan berfikir, taqlid buta, fanatik golongan atau madzhab bahkan telah merebaknya faham wahn dalam diri umat Islam yang lebih mementingkan kehidupan duniawi daripada ukhrawi.
Agent Social of Change or Agent Social of Control, itulah tugas seorang mahasiswa jika dilihat dari persfektif tanggung jawabnya. Ini berarti bahwa Mahasiswa harus mampu menjadi pioneer perubahan, pembaharuan dan perbaikan atas berbagai situasi dan kondisi masyarakat yang terjadi. Dengan label yang disandangnya sebagai kaum Intelektual Muda, sudah menjadi suatu kewajiban bahwa mahasiswa mampu menciptakan ide-ide melangit, konsep-konsep serius dan program-program besar yang dapat melahirkan solusi terbaik terhadap berbagai permasalahan bangsa dan umat yang dihadapi.
Tanggung Jawab mahasiswa sebagai cendekiawan muda harus didasarkan pada 3 tolak ukur yaitu keadilan, kebenaran, dan rasio. Untuk itu maka nampak jelas bahwa mahasiswa dituntut untuk senantiasa mengupayakan tegaknya kebenaran dan keadilan yang dilandaskan rasionalitas. Ini semua tidak terlepas dari kedudukan mahasiswa sebagai bagian dari manusia pada umumnya, yang diberi tugas sebagai wakil Allah di muka bumi untuk mengurus alam semesta. Oleh karena itu tentu saja mahasiswa harus mampu mengimplementasikan tugas tersebut dengan menyeimbangkan interaksi dengan tuhan sebagai pemberi mandat juga manusia sebagai fatner dan alam sebagai wahana yang harus dioptimalkan. Interaksi dengan tuhan didasarkan pada ketundukan, kepasrahan sehingga memancar dalam wujud keinginan untuk senantiasa berada di jalan yang diperkenan-Nya. Adapun interaksi dengan manusia didasarkan pada emansipasi, kesetaraan, egaliter dan demokratis, sehingga terwujud kesolidan, persaudaraan, dan ikatan batin untuk saling bekerjasama dalam mengemban amanah. Sedangkan interaksi dengan alam yang didasarkan pada tuntutan untuk semaksimal mungkin mendayagunakan Sumber Daya Alam bagi kesejahteraan sesamanya sehingga tercapai kemakmuran dan keadilan.
Tanggung Jawab mahasiswa tersebut kemudian direflesikan dengan berbagai aktivitas kemahasiswaan, dalam hal ini adalah gerakan mahasiswa. Banyak gerakan-gerakan mahasiswa yang semuanya berupaya untuk memposisikan diri sebagai kaum intelektual yang akan melakukan pembaharuan dan perbaikan. HIMA PERSIS sebagai bagian dari komunitas mahasiswa Islam dengan visi agungnya “Terbentuknya Mahasiswa Kader Ulul Albab” harus mampu menempatkan dirinya sebagai problem solver atau decision maker atas berbagai kondisi yang dialami bangsa dan umat. HIMA PERSIS harus berada pada garda terdepan sebagai pembaharu di negeri ini, karena HIMA PERSIS lahir dari dari rahim tokoh-tokoh pembaharu umat Islam di negeri ini.
Dengan trias politika yang diusung yaitu Intelektualitas, Transformasi Sosial, dan Perubahan Iklim Politik sudah semestinya HIMA PERSIS memposisikan dirinya sebagai bagian dari umat yang Sensitive terhadap gejala-gejala ketimpangan yang terjadi, Responsive dalam melakukan tindak pencegahan dan pengamanan, dan Solutif dalam mengambil kebijakan dan keputusan, untuk itu maka ciri dari gerakan pembaharuan dan pemikiran HIMA PERSIS adalah adanya keterbukaan dan ketajaman analisis.
Selain itu kader-kader HIMA PERSIS juga harus mampu berperan sebagai Integrator, Katalisator dan Regulator yang mampu menciptakan suatu proses perubahan masyarakat dengan ilmu dan teknologi, juga senantiasa berpegang pada argumentasi ilahi , senantiasa menggunakan dan mengkombinasikan antara akal, hati dan hikmah dibarengi dengan dasar keikhlasan dan kesungguhan agar agenda pembaharuan pemikiran yang menjadi cita-cita besar HIMA PERSIS dapat tercapai. Estapeta perjuangan dan pemikiran tidak boleh padam karena perkembangan dan kemajuan zaman, tetapi harus terus menyala sesuai dengan semangat perkembangan dan kemajuan zaman. HIMA PERSIS CIANJUR mempunyai tanggung jawab besar dalam mengemban amanat perjuangan ini, oleh karena itu perjuangan masih harus kita lanjutkan.
PIMPINAN DAERAH
HIMPUNAN MAHASISWA PERSATUAN ISLAM
KABUPATEN CIANJUR
(PD HIMA PERSIS CIANJUR)
ttd
ASEP SAEPULLOH
ASEP SAEPULLOH
KETUA
0 komentar:
Post a Comment