1. Perpustakaan Birmingham, Inggris
Dengan Perpustakaan Birmingham baru dibuka pada 3 September
2013, kapan lagi kita bisa melihat koleksi peminjaman buku terbaik di dunia?
Dari arsitektur usang bersejarah yang menakjubkan hingga
desain modern yang mencolok, kami menampilkan 12 dari perpustakaan terbaik di
dunia yang layak dikunjungi dalam perjalan Anda.
Kota paling padat kedua di Inggris ini sudah memiliki
reputasi untuk arsitektur inovatifnya berkat bangunan Selfridges yang
menakjubkan di pusat perbelanjaan Bullring yang diubah - dan sekarang mereka
memiliki bangunan modern bersejarah lainnya dalam bentuk perpustakaan publik
baru senilai 188 juta poundsterling (sekitar Rp3.33 triliun).
Dirancang oleh arsiterk Belanda, Mecanoo, perpustakaan ini
memiliki eksterior banyak warna yang mencolok dan bangunan bulat yang sama
mengesankan, yang menjadi tempat bagi koleksi peminjaman utama kota itu bersama
dengan berbagai sumber belajar abad ke-21.
Kembali pada abad ke-8, Situs Warisan Dunia UNESCO ini
adalah salah satu perpustakaan tertua di bumi dan didirikan oleh Saint Othmar,
kepala biarawan pertama di biara Benediktin.
Dianggap salah satu dari perpustakaan biara yang paling
penting di dunia, perpustakaan itu menyimpan 160.000 buku - yang lebih dari
2.000 di antaranya adalah manuskrip paling berharga mulai dari abad ke-8 hingga
ke-15. Dan perpustakaan itu tidak hanya berisi buku-buku yang tak ternilai
harganya - ruang perpustakaan itu dirancang oleh arsiterktur Peter Thumb dalam
gaya kuno, dan sulit membayangkan perpustakaan dengan gambar yang paling
sempurna.
Perpustakaan itu dibuka setiap hari dan dikenakan biaya
sebesar 12 chf (swiss franc) (sekitar Rp146 ribu) untuk orang dewasa, kurang
dari itu untuk anak-anak dan konsesi.
3. The Royal Library, Copenhagen
Ibu kota Denmark memiliki lebih dari bangunan terbaiknya,
namun mungkin yang paling mengesankan di antaranya adalah bagian modern dari
Royal Library, yang juga dikenal sebagai Black Diamond.
Marmer hitam dan eksterior kaca untuk dibilang cukup
menarik, namn ruang itu adalah interior yang menakjubkan, dengan atrium delapan
lantai yang menampilkan dinding-dinding berbentuk gelombang, yang membuat para
pengunjung merasa ngeri.
Bangunan itu dibuka dari Senin hingga Sabtu dan pengunjung
hanya bisa masuk. Perpustakaan itu juga memiliki restoran Soren Kiekegaard yang
dianggap baik - bergaya, makanan modern yang dinamai filsuf paling terkenal di
Denmark.
The Royal Library |
4. New York Library, AS
Terkenal karena penampilannya dalam film komedi aksi
Ghostbusters pada 1984, perpustakaan Big Apple itu juga salah satu dari
bangunan Beaux Art yang sangat dihormati di kota itu - dan merupakan
perpustakaan terbesar ketiga di dunia.
Dijaga oleh dua singa bernama Patience dan Fortitude,
bangunan karya Stephen A Schwartzman itu menempati dua blok di Fifth Avenue dan
tempilan eksterior tampak terbuka, tenang dan interior elegan, dengan dua lampu
gantung di atas meja bacaan yang terbuat dari kayu dan jendela berbentuk
lengkung besar di atas rak buku.
Tur gratis tersedia untuk pengunjung yang berjalan.
New York Library |
5. Austrian National Library, Wina
Austrian National Library terletak di Hofburg Palace di ibu
kota negara itu, Wina dan didirikan pada abad ke-18, meski desainnya kembali ke
Perpustakaan Kekaisaran Abad Pertengahan.
Prunksaal (State Hall) tidak diragukan lagi merupakan
berlian dari mahkota permata arsiterktur ini, dengan lukisan dinding dan patung
yang menciptakan suasana kemewahan yang lebih cocok untuk sebuah istana dari
sebuah bangunan kota.
Pemandu tur State Hall tersedia, dengan biaya 4 euro
(sekitar Rp60 ribu) per orang, dan grup minimal 10 orang.
Austrian National Library |
6. Salt Lake City Public Library, Utah
Perpustakaan umum dan universitas di AS sering dibangun
sebagai hasil dari donasi filantropis ketimbang untuk seluruhnya yang dibiayai
dari dana publik - mengarah ke beberapa pernyataan arsitektur berani.
Salt Lake City Public Library pindah ke lokasi terbarunya
pada 2003. Ini adalah bangunan baru yang dirancang oleh arsitek terkenal secara
internasional, Moshe Safdie, dan telah diakui karena cahaya terbuka dan fitur
unik.
Perpustakaan ini meliputi ruang lima lantai dengan jalan
yang sama sebagai jalan keluar, perapian spiral yang lebar dan dinding kaca
yang melengkung besar yang berfungsi sebagai lensa untuk mengurangi biaya
pemanasan.
Salt Lake City Public Library |
7. George Peabody, Baltimore
Peabody dirancang sebagai salah satu perpustakaan paling
indah di dunia, dan sulit untuk memperdebatkan klaim tersebut saat Anda melihat
ruang utama berlantai enam yang menawan dari bangunan Baltimore ini.
Didirikan di pertengahan abad ke-19 berkat hibah filantropi,
perpustakaan ini saat ini merupakan bagian dari Johns Hopkins University dan
berisi lebih dari 300.000 judul - sebagian besar dari abad ke-18 hingga ke-20.
George Peabody |
8. National Library of Belarus, Minsk
Berdiri kokoh setinggi 72 meter dengan 22 lantai dan dengan
pemandangan di seluruh ibu kota Belarusia, Minsk, bekas perpustakaan nasional
Republik Soviet ini memiliki salah satu dari eksterior paling khas, yang tampak
seperti basis di bulan dari film sains fiksi pada 1970-an.
Dirancang oleh arsitek Mihail Vinogradov dan Viktor
Kramarenko, perpustakaan itu selesai dibangun pada 2006 dan dibangun dalam
bentuk rhombicuboctahedron (ya, kami yakin bahwa ini berada di ujung lidah
Anda).
Sebuah sistem pencahayaan yang canggih yang melibatkan lampu
LED terpasang di belakang banyak panel kaca perpustakaan yang menyala dengan
menampilkan warna yang bergerak-gerak pada malam hari.
9. Vatican Library, Roma
Berlokasi di dalam ruangan suci di kota abadi Roma, Vatican
Apsotolic Library (nama lengkapnya) berada di antara perpustakaan tertua di
dunia dan merupakan tempat beberapa dokumen bersejarah yang signifikan di Bumi.
Dibangun oleh Paus Nicholas pada abad ke-15, perpustakaan
itu dibangun dengan biaya besar seperti semua Kota Vatikan, dengan tidak
mengurangi hiasan marmer dan fresco yang melapisi atap kubah Sistine Hall.
Para pengunjung biasanya harus memiliki alasan yang ilmiah
untuk memasuki Vatican Library, walaupun masyarakat yang lebih luas
kadang-kadang diizinkan masuk untuk acara khusus.
Perpustakaan nasional Inggris dulunya hanya dibangun sebagai
badan independen pada 1973. Sebelumnya, perpustakaan itu tergabung dalam
British Museum.
Dan walaupun bangunan British Library di St. Pancras
memiliki penggemar (Pangeran Charles bukan termasuk di dalamnya), bangunan itu
tidak bisa menandingi kemewahan ruang baca yang asli di Bloomsbury, yang saat
ini digunakan untuk tujuan yang sama oleh British Museum. Ruangan yang
berbentuk kubah itu terinspirasi dari Panthenon di Roma dan membentuk pusat
perhatian halaman besar museum tersebut, yang berdiri sendiri di tempat yang
dulunya adalah halaman di luar ruangan.
Ruangan itu saat ini terbuka untuk semua pengunjung dan
kadang-kadang digunakan sebagai bagian dari pameran.
11. Robarts Library, University of Toronto
Dipanggil Fort Book karena penampilannya eksternalnya yang
memukau, perpustakaan utama University of Toronto dianggap sebagai salah satu
contoh yang paling signifikan dari arsitektur Britalis di Amerika Utara.
Namun walaupun bangunan yang dirancang pada 1960-an itu
terlihat kaku, bagian dalamnya memiliki rancangan yang modern dan simetris,
khususnya di Thomas Fisher Rare Book Library, yang ditempatkan di sebuah
paviliun yang digabungkan.
Hanya ada sedikit gedung akademik besar yang lebih baik dari
Oxford, dan Bodleian Library adalah salah satu lendmark yang terkenal di kota
itu. Dikenal sebagai Bodley, perpustakaan itu sebetulnya memenuhi sekumpulan
bangunan di sekitar Broad Street di universitas tersebut yang tertua yang
berasal dari abad pertengahan.
Pertama kali dibuka untuk mahasiswa pada 1602, bangunan itu
masih berfungsi sebagai perpustakaan sebagian besar digunakan untuk referensi
dalam pekerjaan dan kunjungan ke dalam ruang baca hanya bisa dilakukan sebagai
bagian dari sebuah tur yang dipandu. Dan bila kalian pernah membaca novel fiksi terkenal, "Harry Potter", inilah kampus tempat mereka belajar ilmu sihir itu.
Semoga bermanfaat.
Posted by Data and Information Hima Persis Cianjur.
Bodleian Library |
Posted by Data and Information Hima Persis Cianjur.
0 komentar:
Post a Comment