Telah menjadi sebuah kewajiban, bahkan sebuah tuntutan dalam sebuah struktur keorganisasian, terjadi sebuah regenerasi kepemimpinan demi memunculkan ide-ide baru dalam pergerakan organisasi tersebut ke arah yang lebih baik. Melalui Musyawarah Daerah VII (Musyda), Hima Persis Cianjur berusaha selalu menjadi garda Persis (lokal Cianjur) terdepan dalam mengiringi gerak langkah jejak orang tua yang tidak sampai pada titik kemampuannya.
Kepemimpinan sebelumnya memang sudah habis, masa jabatan sudah tidak layak lagi. Namun, tidak berarti para senior structural itu melepaskan diri dari Hima Persis Cianjur, mereka lepas bukan berarti bebas, tapi lepas kepemimpinan saja, karya-karya mereka selalu mengiringi gerak langkah kepemimpinan yang baru. Itulah Keluarga Besar Hima Persis Cianjur.
Peralihan kepemimpinan dari masa Ust. Ilham Maulana, dipercayakan oleh para musyawirin – anggota Hima Persis Cianjur – kepada pundak M. Zaelani. Ia adalah anggota aktif Hima Persis Cianjur sejak tahun 2010, yang telah mengikuti fase kaderisasi pertama (Kabah) dan kedua (Makkah).
Dalam penuturannya, Ia menyatakan akan membawa Hima Persis Cianjur dengan slogan 3S, yakni Sholat, Shodaqoh, dan Shaum. Mahasiswa memang kader social, namun masih sering terjadi misunderstanding antara mahasiswa dan masyarakat tentang keberadannya. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk wakil masyarakat dalam hal sosialitas saja, tapi bagaimana respon masyarakat ketika mahasiswa itu mulai terjun dalam dunia dakwah?? Dunia Religius??? Tidak hanya bergelut memperjuangkan hak, harkat dan martabat masyarakat saja.
Ini yang menjadi pertimbangan ketua terpilih memilih slogan 3S. Bahwa semua berawal dari masjid. Bagaimana bisa seorang muslim mengaku dirinya muslim, kalau sholat saja tidak becus?? Hanya mengandalkan “jujumpalikan” dalam melaksanakannya tanpa diiringi niat ikhlas dan tidak menjadikan sholat hanya sebagai rutinitas kegiatan biasa. Tapi sholat menjadi kebutuhan insan Muslim dalam berkomunikasi dengan Allah. Semua berawal dari Sholat.
Lanjut S yang kedua yakni shaum. Mahasiswa Islam tak hanya butuh sholat sebagai pencegah melakukan kemunkaran, dan pendukung kebaikan. Apabila sholat baik, maka perbuatannya pun akan baik. Itulah bunyi salah satu hadits. Maka shaum menjadi basis kesabaran dalam setiap gerak langkah Hima Persis Cianjur menjadikan insan dewasa, intelek dan agamis. Dengan melaksanakan shaum, baik shaum wajib atau shaum sunnah, itu pasti mendapat buah yang manis kala dilakukan dengan penuh ikhlas dan intesifitas dalam melaksanakannya, tidak sekali.
Sedangkan S yang terakhir adalah Shodaqoh. Ini adalah hasil akhir dari dua S yang telah dilakukan. Shodaqoh dalam paradigma kami tidak hanya berupa uang saja, namun fikiran dan tenaga menjadi prioritas utama kami dalam menjalankan roda kepemimpinan dengan pengabdian penuh kepada Allah.
Mudah-mudahan, itu semua tidak hanya sebuh teori belaka namun menjadi realisasi dari kepemimpinan selanjutnya. Dukungan dari rekan-rekan semua kami butuhkan untuk menggerakkan roda kepemimpinan.
Salam Hima Persis Cianjur. ‘Isy Kariman Au Mut Syahidan”
0 komentar:
Post a Comment